Selasa, 16 Juni 2015

Menelusur Asal Usul Kesenian Bantengan



Menelusur Asal-Usul Kesenian Bantengan

(Berdasar salah satu sumber tertulis dan benda)




Mengungkap keberadaan asal usul bantengan, dalam hal ini kesenian bantengan, banyak diungkap lewat berbagai kajian, namun diantara sumber-sumber sejarah yang cukup essensi  adalah Candi Jago, mengapa?............kalau kita mencermati relief-relief yang tergambar di antara dinding candi sangat jelas ditunjukkan atau dipaparkan seebagai cerminan keadaan dan situasi pada saat itu.

Sumber sejarah yang memuat keberadaan “cerita bergambar dalam bentuk relief pada dinding Candi Jago”, yang menjadi inspirasi munculnya kesenian bantengan, yaitu; Candi Jago berasal dari kata "Jajaghu", didirikan pada masa Kerajaan Singhasari di abad ke-13. Berlokasi di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Candi ini cukup unik, karena bagian atansya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

Candi ini mula-mula didirikan atas perintah raja Kertanagara untuk menghormati ayahandanya, raja Wisnuwardhana, yang mangkat pada tahun 1268. Dan kemudian Adityawarman mendirikan candi tambahan dan menempatkan Arca Manjusri[1].Pada candi inilah Adityawarman kemudian menempatkan Arca Manjusri seperti yang disebut pada Prasasti Manjusri. Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Keseluruhannya memiliki panjang 23,71 m, lebar 14 m, dan tinggi 9,97 m. Bangunan Candi Jago nampak sudah tidak utuh lagi; yang tertinggal pada Candi Jago hanyalah bagian kaki dan sebagian kecil badan candi. Badan candi disangga oleh tiga buah teras. Bagian depan teras menjorok dan badan candi terletak di bagian teras ke tiga. Atap dan sebagian badan candi telah terbuka. Secara pasti bentuk atap belum diketahui, namun ada dugaan bahwa bentuk atap Candi Jago menyerupai Meru atau Pagoda.Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Kresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel. Untuk mengikuti urutan cerita relief Candi Jago kita berjalan mengelilingi candi searah putaran jarum jam (pradaksiana).

Pada sudut kiri candi (barat laut) terlukis awal cerita binatang seperti halnya cerita Tantri. Cerita ini terdiri dari beberapa panel. Sedangkan pada dinding depan candi terdapat fabel, yaitu kura-kura. Ada dua kura-kura yang diterbangkan oleh seekor angsa dengan cara kura-kura tadi menggigit setangkai kayu. Di tengah perjalanan kura-kura ditertawakan oleh segerombolan serigala. Mereka mendengar dan kura-kura membalas dengan kata-kata (berucap), sehingga terbukalah mulutnya. Ia terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya. Kura-kura menjadi makanan serigala. Maknanya kurang lebih memberikan nasihat, janganlah mundur dalam usaha atau pekerjaan hanya karena hinaan orang.
Pada sudut timur laut terdapat rangkaian cerita Buddha yang meriwayatkan Yaksa Kunjarakarna. Ia pergi kepada dewa tertinggi, yaitu Sang Wairocana uuk mempelajari ajaran Buddha.Salah satu patung yang awalnya terdapat pada Candi Jago, yang merupakan perlambangan Dewi Bhrkuti. Beberapa hiasan dan relief pada kaki candi berupa cerita Kunjarakarna. Cerita ini bersifat dedaktif dalam kepercayaan Buddha, antara lain dikisahkan tentang raksasa Kunjarakarna ingin menjelma menjadi manusia. Ia menghadap Wairocana dan menyampaikan maksudnya. Setelah diberi nasihat dan patuh pada ajaran Buddha, akhirnya keinginan raksasa terkabul.
Pada teras ketiga terdapat cerita Arjunawiwaha yang meriwayatkan perkawinan Arjuna dengan Dewi Suprabha sebagai hadiah dari Bhatara Guru setelah Arjuna mengalahkan raksasa Niwatakawaca. Hiasan pada badan Candi Jago tidak sebanyak pada kakinya. Yang terlihat pada badan adalah relief adegan Kalayawana, yang ada hubungannya dengan cerita Kresnayana. Relief ini berkisah tentang peperangan antara raja Kalayawana dengan Kresna. Sedangkan pada bagian atap candi yang dikirakan dulu dibuat dari atap kayu/ijuk, sekarang sudah tidak ada bekasnya.. 
Cerita yang tergambar di relief candi menggenai pertunjukan banteng bertarung melawan macan di saksikan anjing atau serigala dan monyet .relief-relief itu yang menghiasi candi jago .inilah yang menjadi sumber inspirasi awal seni bantengan .pada ukira relief berikutnya terdapat cerita tentang tarian dengan topeng berkepala banteng sebagai awal kesenian tradisional bantengan.

 

Jumat, 12 Juni 2015

Kesurupan dalam Permainan Bantengan

Dalam pandangan masyarakat tradisional yang masih terpengaruh budaya animisme dan dinamisme pemberian sesaji sebelum mengadakan suatu upacara,  pesta,  dan pertunjukan senantiasa diadakan. Demikian juga sebelum diadakan pertunjukan, seni bantengan. Pemberian sesaji dengan maksud. Agar agar para arwah leluhur ikut hadir dalam pesta tersebut. Sesaji ini merupakan jamuan makan bagi mereka. Maka sesaji bukan bentuk suap agar para mahluk halus tidak mengganggu para pemain. Atau permainan tersebut, karena itu sering kita menjumpai dalam permainan seni tari bantengan mengalami kesurupan. (Center Magazine SDK COR JESU Malang. Juni 2015 )

Rabu, 10 Juni 2015

Tahap-Tahap Seseorang Dapat Kesurupan/Kalap Trance secara Sederhana

Tahap-Tahap Seseorang Dapat Kesurupan/Kalap Trance secara Sederhana
(khusus
Tahap-tahap tersebut meliputi:
  1. Seseorang harus menyucikan diri baik secara jasmani maupun rohani (artinya seseorang diharapkan mandi untuk membersihkan diri supaya bersih)
  2. Seseorang harus dapat berkonsentrasi secara penuh
  3. Ada orang lain yang mengarahkan atau membimbing kegiatan ini 

Senin, 08 Juni 2015

Proposal Pengajuan Permohonan Bantuan Dana Kesenian



PROPOSAL BANTUAN DANA

A.      PENDAHULUAN

SEKILAS TENTANG Berdirinya  Komunitas  “Wahyu Putro Prowongso Feat “Putro Manunggal Sejati”
                       Tanggal 28 Nopember 2012 adalah hari yang paling bersejerah bagi  komunitas Bantengan Putro Manunggal Sejati, karena berbagai hal yang terjadi dalam setiap kegiatan, maka komunitas Putro Manunggal Sejati, berganti nama menjadi Wahyu Putro Prowongso, mengapa wahyu putro Prowongso, nama ini sebenarnya pada awal pendirian sudah diharapkan dengan harapan agar putra putra  Mbah Prowongso dapat meneruskan budaya yang ada dibangkitkan dan dikembangkan. Komunitas Wahyu putro Prowongso berdiri atas inisiatif anak anak muda Dadapan  yang tergugah hatinya akan seni dan kebudayaan tradisional Bantengan-Pencak-Jaranan Dor  sebagai salah satu wadah untuk bakat dan aspirasi para generasi muda Dadapan-Pandanrejo-Bumiaji-Kota Batu pada bidang kesenian.
                       Komunitas “Wahyu Putro Prowongso” merupakan komunitas kesenian yang bergerak di bidang seni dan budaya. Dalam perkembangannya, komunitas ini telah banyak melakukan eksplorasi dan aktivitas yang progresif dan sifatnya inovatif demi kepentingan internal  komunitas. Di samping itu, kerjasama dengan komunitas eksternal telah memberikan kekuatan dan dinamika dalam komunitas ini. Peran komunitas ini dalam menghimpun kreativitas, bakat dan minat masyarakat, khususnya generasi muda telah banyak menorehkan  nilai-nilai yang positif.  Maka, Komunitas ini diharapkan mampu meningkatkan diri baik dari segi komunitas, maupun dari segi sumber daya manusianya.
Halangan dan rintangan menjadi tantangan tersendiri bagi komunitas ini ke depan untuk meningkatkan kinerja komunitas. Segala kekurangan dan kejanggalan yang terjadi selama masa perkembangannya menjadi pelajaran dan perenungan untuk masa perkembangan selanjutnya. Dalam upaya untuk merealisasikan segala program kerja yang akan dijalankan, maka dipandang perlu adanya kelengkapan komunitas/inventaris yang dapat menunjang terlaksananya program kerja yang telah direncanakan sehingga tercapai target yang diinginkan.
BEBERAPA KEGIATAN komunitas “Wahyu Putro Prowongso”:
1.     Pengurus Inti :
v   Penerimaan Anggota baru
v   Pengkaderan lanjutan
2.     Kegiatan-kegiatan:
v    Latihan rutin
v    Festival komunitas (gebyak kesenian)
v    Karnaval di kota atau di desa bahkan di Kota Malang
v    Pentas seni (Gebyak Bantengan)

B.      DASAR PEMIKIRAN
                       Proses perkembangan suatu negara/bangsa tidak hanya dilihat dari sisi politik, pendidikan, sosial dan ekonomi,  namun juga harus dilihat dari aspek perkembangan kebudayaannya, dimana kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk individu dan mahluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan ungkapan dan pengalamannya serta menjadi landasan terbentuknya perilaku masyarakat.
                       Perkembangan sosial, politik, pendidikan, dan ekonomi yang pesat namun tidak diimbangi dengan perkembangan kebudayaan, akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam proses pembangunan, karena kebudayaan merupakan identitas suatu negara/bangsa yang membedakannya dengan identitas negara/bangsa lainnya di dunia ini. Begitu pun dengan bangsa Indonesia yang memiliki beragam identitas kebudayaan lokal juga tidak luput dari perkembangan tersebut. Dalam identitas kebudayaan Indonesia, tercatat salah satunya ialah identitas kebudayaan Bantengan-Pencak-Jaranan Dor  yang berada di Malang Raya-Jawa Timur, identitas kebudayaan inilah yang terus berkembang sesuai perkembangan zaman. Kalau salah, malah sebaliknya identitas ini justru akan lenyap. Tentu merupakan tugas semua elemen untuk memperhatikan setiap saat perkembangan kebudayaan ini terutama generasi muda, karena ketidakpedulian terhadapnya, akan menyebabkan generasi muda tidak mengenal kebudayaannya sendiri.
                       Fenomena yang berkembang sekarang ialah generasi muda semakin jauh dari kepeduliannya untuk mengenal kebudayaannya sendiri, terlebih lagi untuk menggali ataupun memeliharanya. Generasi muda diharapkan mampu mengikis image tersebut. Tampaknya, hal itu disadari betul oleh rekan-rekan generasi muda Dadapan-Pandanrejo-Bumiaji-Kota Batu, di mana mereka berusaha mengembangkan dan mengorganisir generasi muda Dadapan dalam wadah yang terkoordinir (Komunitas “Wahyu Putro Prowongso”).

C.      MAKSUD DAN TUJUAN KOMONITAS
Secara umum tujuan komunitas  “Wahyu Putro Prowongso” adalah sebagai berikut:
1.       Sebagai wadah untuk menjalin dan mempererat hubungan sesama generasi muda, dengan demikian akan mampu terorganisir untuk bersama-sama berkomitmen menggali, mengenali dan memelihara kebudayaan serta kesenian yang dimiliki masyarakat  Dadapan-Pandanrejo-Bumiaji-Kota Batu secara keseluruhan.
2.       Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa, terutama seni tradisional Bantengan-Pencak-Jaranan Dor.
3.       Mengembangkan potensi yang ada dalam setiap diri generasi muda terutama dalam bidang seni dan budaya
4.       Menjaga keutuhan kesenian tradisional yang dimiliki masyarakat Dadapan-Pandanrejo-Bumiaji-Kota Batu dari masa ke masa.

E.   SUMBER DANA
Dana yang akan digunakan dalam program pengadaan inventaris ini diharapkan bersumber dari:
v  Kontribusi setiap Anggota
v  Bantuan dari Pemerintah Daerah
v  Donatur
v  Dana kreatif Anggota

F.    ANGGARAN BIAYA
Dana yang dianggarkan untuk program pengadaan inventaris ini sebesar Rp. 22. 500.000,-
(Rincian anggaran terlampir)*.

G.   PENUTUP
Keberhasilan dari Program Pengadaan Peralatan Musik Tradisional dan Kostum Komunitas “Wahyu Putro Prowongso” merupakan salah satu target yang hendak dikejar dan diraih dalam satu tahun kedepan. Hal ini tentunya tak lepas dari dukungan dan peran serta dari semua pihak yang terkait.
Kami berharap bantuan yang kami terima berasal dari jiwa dan semangat menjunjung tinggi kebudayaan nasional yang didalamnya berintegrasi kebudayaan-kebudayaan daerah, dalam hal ini kebudayaan Masyarakat Dadapan-Pandanrejo-Bumiaji-Kota Batu khususnya kebudayaan-kebudayaan Bantengan-Pencak-Jaranan Dor. Insya Allah, dengan semangat itu pula kami dari segenap generasi muda pencinta seni dan kebudayaan tradisional yang bernaung dalam komunitas “Wahyu Putro Prowongso”  akan terus berupaya melestarikan dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang telah kita miliki.
  Demikian proposal ini dibuat, besar harapan kami kiranya bapak dan ibu bersedia membantu demi lancarnya dan suksesnya program yang telah diprogramkan.
            Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan semoga apa yang kita kerjakan bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin.
Atas bantuan dan kerjasamanya, kami ucapkan banyak terima kasih.
                                                                                                Batu, 28 September 2014
                                                                                      Ketua Kesenian “Wahyu Putro Prowongso”


Agus Dalu Openg
 


 

Lampiran 1
SUSUNAN STRUKTUR PENGURUS

STRUKTUR PENGURUS
Komunitas “Wahyu Putro Prowongso”


PELINDUNG            : Kepala Desa Pandanrejo
                                       Kepala Dusun Dadapan
PEMBIMBING         :  Bp. Wahyu Sasamiko
                                    Bp. Hasan Iktari
                                       Bp. Solikin
PENGURUS HARIAN :
Ketua Umum                                        :  Agus Dalu Openg
Wakil Ketua Bantengan                     :  Dwi Prasetyo
Wakil Ketua Pencak                           :  Joko “Tember”
Wakil Ketua Jatilan                            :  Maria “Lome”
Wakil Ketua Jaranan Dor                   :   Aries “ Dares”
Sekretaris                                           : Realino
Bendahara                                          :  Herman
Pendegar                                            : Bp. Latip
                                                           : Bp. Dasan
                                                           : Bp. Dani

Sie humas                             Sie Musik                               Sie Tari                      Sie peralatan
-  Kiki “Pithut”                      -Andri                                    -Aries “Lome”           -Dwi       
-  Ojek                                  -Bawon                                  -Kosiadi
-Fandy    -                             Dares                                                                         -Bp. Karsiman

  
Nama Anggota:                
1.       Bp. Solikin (RT)                                   21.  Bp. Doyo –P                           41. Mamat                            
2.       Bp. Pendik                                            22.  Bp. M. Saiful-T                      42. B. Yati                            
3.       Bp. Ikwan –R                                        43.  Mbak Ayu                              43. Heru
4.       Bp. Miko                                               24.  Bp. Bowo-R                          44. Maria                              
5.       Bp. Yopy                                                25.  Bp. Sodik-R                         45. Item black                      
6.       Bp. Utomo-R                                         26. Fandy-R                                46. Bp. Nanang
7.       Dani-R                                                   28. Kuncung-R                           48. B.Tri
8.       Bp. Takim                                              29. Ponaji-D                               49. B. Jumami
9.       Bp. Kismoyo                                         30. Nurkholis-D                          50. B. Anis
10.    Bp. Nursaid                                           31. Agung-D                              51. Novi
11.    Bp. Solikin “sodik”                               32. Amin                                    52. Dewi
12.    Bp. Gianto                                             33. Slamet “Nono”                    53. Piyod-K
13.    Kusiadi                                                  34. Monika-K                              35. Candra                           
14.    Bp. Asrim                                               36. Perry                                                56. Lia-K
15.    Suwito “OT”-B                                      37. Eko boneng                                   57. Udin
16.    Bp. Alim (R)                                          38. Herman                                          
17.    Bp. Bowo (R)                                        39. Budi                                                
18.    Bp. Yoppy                                            

Nama anggota Nama Anak-Anak
  1. Yenik                                                      11. yoga
  2. Yoga                                                      12. Sadam           
  3. Milano                                                    13. Ricky
  4. Agik                                                        14. Maman
  5. Chenda                                                 15. Rio
  6. Ferdi                                                      16. anggi
  7. Dandy
  8. Bendil
  9. Edo
  10. Ega


Lampiran 2
RINCIAN DANA YANG DIPERLUKAN
DAFTAR HARGA PERALATAN

1 set  Gendhang                                                                              Rp.   3.500.000,-
1 set  gong                                                                                      Rp.   4.000.000,-
1 set  angklung                                                                                Rp.      500.000,-
1 buah keyboard                                                                              Rp.   2.500.000,-
1 buah  djidhor                                                                                Rp.   2.000.000,-
1 buah drum besar                                                                          Rp.   2.000.000,-
1 buah  syaron                                                                                Rp.   1.500.000,-
1 Set  Slompret                                                                               Rp.   1.000.000,-
1 buah  dhemung                                                                            Rp.   1.500.000,-
1 buah kenong                                                                                Rp.   1.000.000,-
1 set  ketipong                                                                                Rp.   2.000.000,-
1 buah  peking                                                                                Rp.   1.000.000,-
                                                 TOTAL                                                    RP. 22.500.000,-
                                                 Terbilang: “(Duapuluhdua juta lima ratus ribu rupiah)”.
                                                                                                








































Nomor                  : 01/seni/BMD/BPJD/I/2013                                                                        Batu, 28 Oktober 2013
Lamp                     : 1 (rangkap) proposal_
Perihal                  : Permohonan Bantuan Dana

Kepada:
Yth. Bapak Walikota Batu
Cq Kabag KESRA Kota Batu

Di                                
                                                                                                                                Tempat

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
       Semoga bapak beserta jajarannya senantiasa mendapatkan bimbingan dan lindungan dari Allah SWT, Amin. Besar harapan kami bapak berkenan membantu pendanaan yang kami gunakan untuk  pengadaan inventaris komunitas, yang saat ini merasa perlu untuk memperbaharui maupun menambah peralatan pendukung yang sangat diperlukan agar lebih menghidupukan seni-seni yang kami tanpilkan.
Mengingat hal-hal diatas maka kami dari segenap anggota komunitas seni  “Wahyu Putro Prowongso” selaku pihak pemohon bantuan menujukkan proposal pengajuan kepada pihak-pihak perorangan/instansi-instansi/departemen terkait bantuan dana dalam bentuk paket yang telah diuraikan diatas. Hal ini dimaksudkan mengingat besarnya dana yang kami perlukan sehingga pembagian bantuan perpaket akan dirasa menjadi lebih ringan.
                Demikian surat ini kami buat, atas bantuannya kami ucapkan banyak terima kasih.


   Kepala Dusun Dadapan                                                              Ketua  Kesenian
                                                                                           “WAHYU PUTRO PROWONGSO”



 Saifulloh                                                                            Agus Dalu Openg

                                               Kepala Desa Pandanrejo




                                                   Abdul Manan, S.Sos










 

Nomor                  : 02/seni/BMD/BPJD/I/2014                                              Batu, 28 September 2014
Lamp                     : 1 (rangkap) proposal_
Perihal                  : Permohonan Bantuan Dana

Yang terhormat,
Bapak /Ibu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Pemerintahan Kota Batu
Di-                                    
       Tempat

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
       Semoga bapak beserta jajarannya senantiasa mendapatkan bimbingan dan lindungan dari Allah SWT, Amin. Besar harapan kami bapak berkenan membantu pendanaan biaya pengadaan inventaris komunitas, yang saat ini merasa perlu untuk memperbaharui maupun menambah peralatan pendukung yang sangat diperlukan agar lebih menghidupukan seni-seni yang kami tanpilkan.
Mengingat hal-hal diatas maka kami dari segenap anggota komunitas seni  “Wahyu Putro Prowongso” selaku pihak pemohon bantuan menujukkan proposal pengajuan kepada pihak-pihak perorangan/instansi-instansi/departemen terkait bantuan dana dalam bentuk paket yang telah diuraikan diatas. Hal ini dimaksudkan mengingat besarnya dana yang kami perlukan sehingga pembagian bantuan perpaket akan dirasa menjadi lebih ringan.
                Demikian surat ini kami buat, atas bantuannya kami ucapkan banyak terima kasih.

                                                                                     Ketua  Kesenian
                                                                                       “WAHYU PUTRO PROWONGSO”



                                                                                            Agus Dalu Openg